Kamis, 29 Agustus 2019

Petani Jagung Yang Cerdik

Oleh: Uti Darmawati

Di areal persawahan seorang petani tampak bangun sambil Petani Jagung yang Cerdik

Di areal persawahan seorang petani tampak bangun sambil
memandangi tumbuhan jagung. Sudah sebulan lebih tumbuhan jagung tersebut ia tanam. Kini tumbuhan jagung itu sudah mulai tampak menghijau. Setelah berkeliling di antara petak-petak sawahnya, matanya terhenti pada rumput-rumput liar di antara tumbuhan jagung. Tanpa menunggu lama, Pak Saleh menyingsingkan lengan bajunya. Ia turun ke sawah dan menyiangi rerumputan di sela tumbuhan jagung. Panas matahari kian menyengat. Sesekali Pak Saleh menyeka mukanya dengan lengan baju. Ia tak memedulikan panas yang membakar kulitnya. Ia terus membersihkan rumput-rumput pengganggu. Tanpa terasa azan zuhur berkumandang dari kejauhan. Ia terhenti sejenak, kemudian melangkah ke tepi sawah. Ia berjalan menyusuri pematang
dan berhenti di sebuah gubug kecil di tengah sawah. 

Sebuah botol minuman ia raih. Sambil melepas lelah, ia menikmati hamparan hijau di bawah birunya langit. Nun jauh di sana tampak perbukitan hijau.

“Istirahat, Pak Saleh?” terdengar bunyi mendekati gubug daerah Pak Saleh istirahat.
“Iya, Pak Jati. Mari, istirahat di sini dahulu sebelum pulang,” ajak Pak Saleh kepada Pak Jati. Pak Jati duduk bersama Pak Saleh di gubug tersebut.

“Pak Saleh, apakah Bapak tahu akan ada kontes jagung di Kecamatan Witahama?” kata Pak Jati.

“Iya, Pak. Saya sudah mendaftar di kantor kelurahan. Apakah Pak Jati turut serta dalam kontes tersebut?” tanya Pak Saleh.

“Tidak, Pak. Tahun ini aku tidak menanam jagung. Saya tidak bisa turut serta. Saya doakan biar Pak Saleh memenangkan kontes tersebut,” kata Pak Jati.
“Amin, terima kasih doanya, Pak. Saya tidak berharap menjadi pemenang. Yang terpenting aku berpartisipasi dan memperoleh pengalaman dalam kontes tersebut,” kata Pak Saleh. Beberapa ahad kemudian, Pak Jati bertemu dengan Pak Saleh di sawah. Tampak Pak Saleh sedang menyiangi rumput. Otot-otot tangan Pak Saleh terlihat berpengaruh ketika mencabuti rumput liar. “Selamat, Pak Saleh! Anda memang pantas terpilih menjadi petani jagung terbaik. Saya besar hati Anda membawa nama baik desa kita,”
teriak Pak Jati. “Terima kasih, Pak Jati. Semua ini berkat doa Anda dan para tetangga yang lain,” kata Pak Saleh dengan rendah hati. “Banyak orang penasaran, bagaimana cara Anda merawat tanaman jagung tersebut?” tanya Pak Jati.
“Ada-ada saja. Saya merawat tumbuhan jagung sama ibarat yang lain. Tapi, aku mempunyai resep diam-diam untuk tumbuhan jagung saya,” jelas Pak Saleh.

“Pupuk rahasia?” tanya Pak Jati dengan penasaran.
“Bukan, Pak. Bukan pupuk rahasia, tapi resep rahasia. Tapi apakah orang-orang percaya kalau aku mempunyai resep rahasia?” kata Pak Saleh.

“Apa resep diam-diam itu, Pak Saleh?” tanya Pak Jati penuh harap.

“Saya hanya membagikan benih-benih jagung terbaik kepada
petani-petani di sekitar sawah ini,” kata Pak Saleh sambil tersenyum.

“Lo, benih jagung terbaiknya kok malah diberikan ke petani lain?”
“Itu ia kuncinya. Tanaman jagung punya serbuk sari dan putik kan, Pak?”

“Iya, Pak. Lantas?” tanya Pak Jati kembali.
“Angin menerbangkan serbuk sari dari bunga-bunga yang masak. Kemudian, angin menebarkannya dari satu sawah ke sawah lain.”

“Wah, Pak Saleh memang cerdas!” puji Pak Jati.
“Coba bayangkan jikalau tumbuhan jagung di sawah sebelah ini buruk, maka serbuk sari yang ditebarkan ke sawah aku pun juga buruk. Ini tentu menurunkan kualitas jagung di sawah saya.” Terang Pak Saleh kepada Pak Jati.

“Musim tanam yang akan datang, aku akan coba resep Pak Saleh,” kata Pak Jati.

“Begitu pula dengan hidup kita, Pak. Jika kita ingin menjadi petani yang berhasil, kita harus menolong orang sekitar menjadi berhasil pula. Mereka yang ingin hidup dengan baik harus menolong orang di sekitarnya untuk hidup dengan baik pula,” kata Pak Saleh kepada Pak Jati.

Pak Jati tersenyum mendengar perkataan dari Pak Saleh. Angin sepoi-sepoi menerpa kedua wajah petani ini. Mereka tampak menikmati udara dan pemandangan hijau di sawah mereka.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!

1. Siapakah tokoh utama dalam kisah tersebut? Jelaskan.

Jawab: Tokoh utama dalam kisah tersebut adalah petani jagung.

2. Siapakah tokoh pelengkap dalam kisah tersebut? Jelaskan.

Jawab: Tokoh pelengkap dalam kisah tersebut adalah jagung dan cerdik.

3. Bagaimana sifat tokoh utama?

Jawab: Sifat tokoh utama sudah dijelaskan di dalam judul cerita, yaitu: cerdik, teliti, pintar mengamati keadaan/ situasi.

4. Siapakah tokoh protagonis dalam kisah tersebut?

Jawab: Tokoh protagonis dalam kisah tersebut adalah petani jagung.

5. Siapakah tokoh antagonis dalam kisah tersebut?

Jawab: Tokoh antagonis dalam kisah tersebut adalah selain petani jagung.
Sumber https://www.gurune.net/

Artikel Terkait