Kamis, 25 Juli 2019

Bangga Hasil Keringat Ayah




Dita dan keluarga tinggal di lereng Gunung Arjuna, Kabupaten Malang. Ayah Dita seorang petani sayur. Potensi tanah subur dan berhumus menciptakan Ayah Dita dan penduduk lain di kawasan tersebut memanfaatkan lahan secara optimal. Jadi, sebagian besar masyarakat di lereng Gunung Arjuna mempunyai pekerjaan sebagai petani sayuran. Setiap pagi Ayah Dita dan warga lain pergi ke ladang untuk merawat tanaman sayur mereka. Mereka melaksanakan pembibitan, pemupukan, hingga pengairan dengan baik. Untuk pengairan mereka memanfaatkan air irigasi dari Sungai Lanang, irigasi Sudimoro, dan Watu Gugut. Menjadi petani sayuran ialah pilihan hidup dan identitas diri bagi Ayah Dita. Tak terkecuali bagi masyarakat di lereng Gunung Arjuna. Mereka menyayangi pertanian.
“Mengapa Ayah menentukan sebagai petani sayuran?” Tanya Dita suatu hari.

“Dita, bekerja di ladang sudah Ayah jalani semenjak remaja. Dahulu Ayah selalu membantu kakekmu bekerja di ladang. Bekerja sebagai petani sayur itu sangat membanggakan,” jawab Ayah Dita.

“Bangga?” Tanya Dita ibarat tak percaya.
“Iya. Kamu tidak percaya, kan?” Tanya Ayah Dita.
Dita bengong sambil mengelengkan kepala. Dita tidak paham
maksud ayahnya.

“Dita, kau perlu ketahui bahwa semua orang sangat menanti hasil keringat Ayah. Kamu tahu kan hasil keringat Ayah itu apa?” Tanya Ayah kepada Dita.

“Sayuran?” Tanya Dita ragu-ragu.
“Iya, Nak. Setiap hari banyak orang ingin mengonsumsi sayuran. Sayuran ialah masakan yang menyehatkan bagi tubuh,” kata Ayah kepada Dita. Tampak Dita mengangguk-anggukan kepala. “Kalau Dita mau, ayo kini ikut Ayah ke ladang. Hari ini Ayah akan memanen wortel dan tomat. Dita sanggup melihat acara di ladang milik Ayah.”
“Iya. Dita mau Ayah. Ayo, kita pergi ke ladang sekarang,” kata Dita.
“Baiklah, Ayah siap-siap dahulu. Jangan lupa membawa air minum, ya? Kata Ayah sambil menggunakan topi.
Dita mengambil topi dan botol minuman. Setelah semua siap, Ayah dan Dita berangkat menuju ladang. Udara di desa tempat tinggal Dita sejuk. Keberadaannya di atas permukaan air bahari menciptakan desa tempat tinggal Dita mempunyai hawa dingin. Menjelang malam hari, desa ini jauh dari hiruk pikuk dan polusi udara. Beberapa dikala kemudian, Ayah dan Dita hingga di ladang. Ternyata, Ayah sudah ditunggu beberapa orang yang akan membantu beliau.
“Dita, itu beberapa orang yang akan membantu Ayah. Ada yang bertugas memanen sayuran, ada yang bertugas memanggul hasil panen ke aliran sungai untuk dicuci, dan ada yang membantu memindahkan sayuran ke atas kendaraan beroda empat pengangkut. Mereka semua orang-orang yang sudah terlatih. Mereka mempunyai otot berpengaruh untuk melaksanakan pekerjaan - pekerjaan tersebut,” terang Ayah kepada Dita.
Dita mendengarkan klarifikasi ayahnya. Dita mendengarkan
perkataan Ayah sambil memperhatikan orang-orang yang bekerja.
“Lantas, sayuran itu akan dibawa ke kota, Yah?” Tanya Dita.
“Hasil panen ini akan dibawa sopir dengan kendaraan beroda empat pengangkut
menuju pasar induk. Pasar induk ada di kota. Sayuran Ayah sudah dinanti pembeli di pasar induk. Pembeli-pembeli itu akan menjual kembali sayuran tersebut kepada para penjual di pasar tradisional. Di pasar tradisional sayuran ini akan dibeli oleh masyarakat umum. Mereka dapat menikmati hasil keringat Ayah, Dita.” Kata Ayah kepada Dita.
“Apakah ini yang dimaksud Ayah bahwa hasil keringat Ayah
dinantikan banyak orang?” Tanya Dita sambil tersenyum.
“Kamu memang pintar, Nak. Kamu sudah paham maksud Ayah,” kata Ayah.
“Ayah, bolehkan Dita tanya sesuatu?” Tanya Dita agak takut.
“Apa itu, Nak?” Kata Ayah
“Apakah Ayah yakin sayuran hasil keringat Ayah akan terus laku?”
Tanya Dita dengan sedikit rasa khawatir.
“Harus optimis dong, Dita. Kita harus berusaha sebaik mungkin untuk menghasilkan sayuran dengan kualitas bagus. Jaga kualitas produksi sayuran di ladang ini. Itu salah satu kunci semoga sayuran kita laku di pasaran. Bahkan, ditunggu konsumen,” kata Ayah
“Bagaimana caranya, Ayah?” tanya Dita.
“Kita harus merawat tumbuhan sayuran tersebut dengan baik. Jangan malas ke ladang untuk menyidik tumbuhan sayuran. Berikan pupuk dan air secukupnya. Jika kekurangan atau berlebih dalam memberikan pupuk, akan merusak pertumbuhan tumbuhan sayuran. Tapi tidak usah khawatir, kesuburan tanah dan air yang mengalir setiap dikala di daerah
ini sudah sangat membantu perkembangan tumbuhan sayuran di ladang Ayah.”
Dita mendengarkan klarifikasi Ayah dengan saksama. Dalam hati Dita merasa besar hati dengan ayahnya yang bekerja sebagai petani sayuran. Ayah tak kenal lelah bekerja untuk menghasilkan sayuran berkualitas yang sangat diperlukan masyarakat. Walaupun harga sayuran terkadang anjlok, Ayah dan masyarakat lain tetap menggantungkan hidupnya sebagai petani sayuran. Satu pelajaran yang sanggup Dita ambil dari ayahnya ialah apa pun pekerjaan kita harus dilakukan dengan tekun dan sepenuh hati.

Jawablah pertanyaan berikut!

1. Siapa saja tokoh dalam dongeng di atas?

Jawab: Tokoh ialah pemain film dalam suatu karya. Tokoh dalam dongeng di atas ialah Dita, ayah Dita,keluarga Dita, dan pekerja di ladang.

2. Siapa tokoh utama dalam dongeng di atas? Jelaskan alasanmu.

Jawab: Tokoh utama ialah tokoh yang sering keluar dan menjadi obyek kamera. Tokoh utama dalam dongeng di atas ialah Dita dan ayahnya.

3. Siapa tokoh embel-embel dalam dongeng di atas? Jelaskan alasanmu.

Jawab: Tokoh embel-embel ialah tokoh yang membantu tokoh utama dalam menjalankan aktifitasnya. Tokoh embel-embel dalam dongeng di atas ialah keluarga Dita dan pekerja ladang.

4. Siapa saja pelaku acara ekonomi menurut bacaan di atas?

Jawab: Pelaku ekonomi ialah orang yang melaksanakan acara ekonomi. Pelaku acara ekonomi dalam dongeng di atas ialah pekerja ladang.

5. Apa jenis pekerjaan masyarakat di lingkungan tempat tinggal Dita?

Jawab: Petani, alasannya ialah yang sesuai dengan kondisi alam tempat tinggal Dita.
Sumber https://www.gurune.net/

Artikel Terkait