Rabu, 13 Maret 2019

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 20. Gelombang Bencana

Chapter 20. Gelombang Bencana


Kami datang tepat ketika para demon yang keluar dari gelombang mulai menghancurkan desa.
Para petualang dan para tentara yang berjaga di situ terlihat kesulitan dalam bertahan dari serangan itu. Mereka jelas kalah jumlah…
… dan garis pertahanan hampir hancur.

“Raphtalia, cepat evakuasi penduduk desa.”
“Huh? Bagaimana dengan Naofumi-sama..?”
“Aku akan menahan musuh!”

Aku terjun ke dalam medan perang dan menghantamkan perisaiku ke sekumpulan monster yang terlihat seperti belalang.
Tentu saja, suara metal dari perisaiku muncul, namun damage-nya tidak ada.
Bagaimanapun, aku dapat mengalihkan perhatian mereka.
Ini adalah cara yang selalu aku gunakan ketika bersama Raphtalia.

“Gugi!”

Sekumpulan monster yang terlihat seperti belalang menyerbu ke arahku. Bergerak, aku langsung berpindah ke target selanjutnya, para Ghoul dan sekawanan tawon.

Bang! bang! bang!

Aku tidak tahu ini karena armor barbarian atau karena perisaiku, namun aku sama sekali tidak mendapatkan damage seperti biasa.

“He-hero-sama”
“Ah, benar… kalian semua pergilah selagi aku menahan mereka!”

Aku melihat banyak orang yang aku kenal di antara penduduk desa.
“B-baik!”

Beruntungnya, meskipun hanya aku yang berada di garis depan, tidak ada yang memiliki luka fatal.

“Sial…”

Apa yang aku pikirkan? sungguh sial.
Ketika aku sedang melamun, para monster menyerangku menggunakan cakar, gigi, dan duri mereka.
Meskipun mengeluarkan suara yang menarik, aku sama sekali tidak merasakan sakit, hanya sedikit gatal.
Namun, pemikiran berada dalam situasi sedang dicabik sangatlah mengganggu.
Beruntungnya, aku dapat keluar dari kumpulan monster itu.
WAMP!
Sial, apakah para makhluk di dunia ini tidak tahu caranya mengabaikan seseorang?
Namun, bagaimana lagi, gelombang ini memang bertujuan untuk itu.

“To-tolong!”

Dibelakangku, ada pemilik penginapan yang sedang diserang oleh monster, sebelumnya aku berhutang budi kepada pemilik penginapan itu.
Tepat sebelum pemilik penginapan dibunuh, aku berteriak:

“Air Strike Shield”

Aku mengeluarkan skill, kemudian perisai yang menyelamatkan nyawa pemilik penginapan muncul.
Pemilik penginapan terkejut dengan kemunculan perisai yang tiba-tiba, kemudian dia melihat kearahku.

“Lari!”
“... Oh, terimakasih.”
Setelah dia membungkuk dan berterimakasih, pemilik penginapan pergi bersama keluarganya.

“Kyaaaaaaaaaaaaaa!”

Terdengar suara jeritan yang memekakan telinga.
Suara itu berasal dari seorang gadis yang sedang dikejar oleh kawanan monster.
Aku mendekat.

“Shield Prison!”

Aku mengeluarkan perisai mengelilingi gadis itu untuk melindunginya.
Dengan kemunculan perisai yang tiba-tiba, para monster mulai mengincarku.
Bagus, kemarilah, aku sangat lezat.
Aku menarik monster menjauh sebelum durasi shield prison habis dan kembali ke garis depan.
WAM! BAM!

Haah haah…
Tubuhku menjadi berat karena banyaknya jumlah monster.
Kemudian, hujan api turun.
Dibelakang kawanan monster, aku menemukan kumpulan pasukan yang telah datang. Pengguna sihir diantara merekalah yang menyebabkan hujan ini.

“OOII!! Ada orang disini!”

Walaupun hanya ada aku.
Para monster terbakar dan berubah menjadi abu.
Karena banyak tipe serangga, mereka membakarnya dengan sempurna.
Sepertinya, bukan hanya pertahanan fisik saja, namun pertahanan sihir ku juga tinggi.
Garis depan menyala terbakar oleh si jago merah bersamaan dengan naiknya amarahku, mempertanyakan motif dibalik serangan terhadap sekutu, aku memandangi dan mendekati pasukan kesatria di tengah kekacauan bersamaan dengan berkibarnya jubahku, menyebarkan api.

“Hmph, jadi itu adalah hero perisai… Dia benar-benar tangguh.”

Seseorang yang terlihat seperti komandan pasukan menatapku dan meludah ke tanah saat mengatakan itu.
Lalu suatu bayangan menerjang ke arahnya, mengacungkan pedangnya.
Dan dengan suara keras ‘Klang’, komandan pasukan dengan cepat mengeluarkan pedangnya dan menghunuskannya ke arah penyerang.

“Apa maksud dari perbuatanmu terhadap Naofumi-sama?! Jawabanmu menentukan nasibmu!”

Raphtalia berbicara dengan penuh amarah.

“Pengikut hero perisai kah?”
“Benar, aku adalah pedang Naofumi-sama! Aku tidak akan memaafkan tindakan buruk terhadapnya.”
“... Berani sekali demi-human mencoba untuk berbicara sederajat dengan kesatria?”
“Kau telah menelantarkan tugasmu untuk melindungi penduduk dan menyerang sekutumu, dan sekutu itu adalah Naofumi-sama yang ingin kau bakar bersama dengan kawanan monster menggunakan sihirmu. Berdasarkan hal itu, orang seperti kalian tidak cocok menjadi kesatria.”
“Tidak apa karena dia terlihat baik-baik saja disana, kan?”
“Tidak, tidak bisa begitu!”

Raphtalia terus berdebat dengan komandan pasukan saat para kesatria mengelilinginya.

“Shield Prison!”
“Sialan, kau---”

Aku mengurung kesatria yang mengelilinginya dan menatap para kesatria yang mencoba mencuri kerja kerasku.

“... Bukankah musuhnya adalah monster yang muncul dari dalam gelombang? jangan menambah musuh!”

Terlihat murung, para kesatria mengalihkan pandangan mereka ketika aku berbicara.

“Hero kriminal tidak punya hak untuk berbicara seperti itu.”
“Oh yah… aku baik-baik saja, Jadi sepertinya kalian ingin menjadikanku musuh?”

Garis depan penuh dengan monster yang merangkak karena terbakar tepat di depanku, semakin banyak yang muncul dari gelombang.
Melihatku bertahan dari semua itu, muka dari para kesatria berubah menjadi biru.
bagaimanapun juga, aku adalah hero perisai. mungkin banyak yang berpikir ‘Jangan mencari masalah dengan orang ini’ atau sejenisnya.

“Raphtalia, apa evakuasinya sudah selesai?”
“Belum…. belum selesai. sepertinya akan membutuhkan waktu yang lebih lama.”
“Baiklah, kalau begitu cepat dan evakuasi penduduk.”
“Tapi…”
“Meskipun sekutu kita menghujaniku dengan api, itu sama sekali tidak terasa bagiku. Itu… hanya meninggalkan bekas seperti dijilat di tangan atau kakiku.”

Aku menepuk pundak Raphtalia dan menatap para kesatria.

“... Aku akan membunuh kalian, apapun akibatnya. sebagai contoh aku akan memancing monster yang bahaya dan membiarkanmu dimangsanya, atau dengan cara menyenangkan lainnya.”

Ancamanku efektif, para kesatria berhenti merapalkan mantranya dan tersentak.

“Dengar Raphtalia. pertarungan telah dimulai, biarkan gadis disana keluar dari medan pertempuran. Wow, lihat, ada sekumpulan musuh disana. Mari kita tuntun mereka.”

Tidak kuduga, karena para kesatria bisa membawa beban mereka sendiri… seharusnya mereka bisa menangani kumpulan monster itu.

“Y-ya!”

Dengan perintahku, Raphtalia bergegas kembali ke desa.

“Sial! bertingkah hebat meskipun kau hanyalah hero kriminal.”

Komandan pasukan berteriak kearahku seperti orang bodoh tepat ketika durasi Shield Prison habis.

“Baiklah, jadi… kau ingin mati?”

Para monster mulai menuju kearahku.
Para idiot itu terdiam, mereka tahu apa yang akan terjadi jika aku membiarkan mereka dan hanya melindungi diriku saja.
Sial, aku bahkan tidak bisa menemukan orang yang layak diantara mereka.
Orang seperti mereka adalah orang yang berpikir bahwa aku hanya bisa melindungi orang lain karena aku adalah hero perisai. Siapa yang mau membantu orang hanya untuk bersenang-senang?

Setelah itu, pemusnahan monster yang muncul dari gelombang sudah cukup banyak.
Ketika Raphtalia sudah selesai evakuasi gadis tadi, dia kembali ke garis depan, itu tepat ketika aku sedang melakukan pembalasan.
Dengan menggunakan para kesatria sebagai perisai daging, kita dapat menghabisi para monster yang terpancing kedalam formasi kami. Dan tidak terasa beberapa jam telah terlewati.

“Bagus, aku rasa itu adalah akhirnya.”
“Sepertinya bos kali ini sungguh mudah.”
“Yep, jika seperti ini, gelombang selanjutnya akan mudah juga.”

Para hero kita yang pemberani dengan santainya berbincang di garis depan, dimana mayat Chimera, bos dari gelombang ini terkapar.
Ini terasa seperti tugas mengevakuasi penduduk hanya merupakan tanggung jawab para petualang dan kesatria.
Meskipun begitu, 1 bulan telah berlalu, mereka masih berpikir bahwa ini tidak lain hanyalah sebuah game.
Cukup merepotkan bagiku untuk mengabaikan para hero bodoh itu, namun aku lega karena aku dapat bertahan dari gelombang.
Warna langit masih gelap gulita. Meskipun hanya masalah waktu hingga warnanya berubah menjadi oren oleh sinar matahari yang sedang terbenam.
Dengan ini, aku masih bisa hidup setidaknya untuk 1 bulan kedepan.
… Meskipun aku tidak mendapatkan damage, yang mungkin disebabkan karena gelombang kali ini lemah. Aku tidak tahu apakah aku bisa bertahan dalam gelombang selanjutnya atau tidak.
Cepat atau lambat aku akan menjadi tidak bisa menahan serangan mereka… Apa yang akan terjadi denganku saat itu terjadi?

“Kerja bagus, oh para pahlawan pemberani. Raja sudah menyiapkan jamuan untuk merayakan keberhasilanmu. Dengan senang hati kami juga mengundang kalian, karena kami juga akan memberikan hadiah disana.”

Awalnya aku tidak ingin ikut. namun, aku tidak punya uang. Jadi aku akan memberkati mereka dengan kehadiranku. Mari kita berangkat!
Tepat sekali, aku memang mengira mereka akan menyiapkan upah yang sesuai dengan upaya kita saat di gelombang.
500 silver. itu adalah jumlah yang sangat banyak.

“Ah, um…”

Penduduk Riyuto melihatku dan berbicara kepadaku.

“Apa?”
“Terimakasih banyak. kami pasti sudah mati jika kau tidak ada disana.”
“Itu akan sama saja jika aku tidak berada disana.”
“Tidak.”

Penduduk yang lain menolak komentarku.

“itu karena kau ada disana lah kami bisa selamat.”
“Jika kau berpikir begitu, terserah saja.”
“YA!!”

Para penduduk membungkuk ke arahku dan pergi.
Desa mereka benar-benar bersih. Mungkin akan sedikit sulit untuk membangunnya kembali.
Mereka hanya mengucapkan terimakasih kepada penyelamat mereka, kemudian dengan santainya mengabaikanku… Sungguh perhitungan.

“Naofumi-sama!”

Setelah pertempuran yang lama, Raphtalia yang penuh lumpur dan keringat berlari kearahku.

“Kita berhasil melakukannya! semuanya berterimakasih.”
“.... Sepertinya.”
“Dengan ini, tidak akan ada orang yang bernasib sepertiku. Ini semua berkat kau Naofumi-sama!”
“....Haaa”

Jadi ini adalah yang mereka sebut dengan kebahagiaan setelah perang yang sangat terkenal di tempat asalku.
Raphtalia mulai menangis.

“Aku juga…. melakukan yang terbaik.”
“Benar, kau melakukan dengan baik.”

Aku memujinya sambil membelai kepalanya.
Itu benar, Raphtalia telah menuruti semua perkataanku dan bertarung bersamaku hingga akhir.
Aku bodoh jika aku salah mengevaluasi itu.

“Aku mengalahkan kumpulan monster.”
“Ya, kau sangat membantu.”
“Guhehehe.”

Aku merasa sedikit tidak nyaman dengan tawa bahagia Raphtalia, kemudian kami berangkat menuju kastil.

“Wah! wah! seperti yang diharapkan dari hero kami. Aku tidak bisa menuangkan rasa kagumku setelah melihat perbedaan korban dari pertarungan ini dengan pertarungan sebelumnya.”

Ketika matahari telah terbenam dan malam telah mengambil alih, Raja mendeklarasikan jamuan di kastil ini dengan suara yang keras.
Sebagai catatan, aku tidak tahu berapa jumlah korban sebelumnya, namun kali ini jumlah korbanya dapat dihitung jari.
… Meskipun aku tidak ingin untuk mempermasalahkannya.
Aku sama sekali tidak membenci para hero bodoh itu yang langsung menyerbu bos dan meninggalkanku dibelakang untuk membersihkan monster yang ada.
Namun, aku menyadari bahwa jika terus seperti ini kami akan berada dalam kondisi yang buruk.
Kami beruntung kali ini, namun siapa yang tahu apa yang akan terjadi jika para kesatria tidak datang tepat waktu.
Ini semua berkat jam pasir itu karena mengirim kami dekat dengan mereka.
Ini adalah pembicaraan yang berat.

Berteriak meminta bantuan, dan bantuan akan datang.

Ini tentang pertarungan melawan gelombang.
Memindahkan para kesatria untuk menemani kami dengan menggunakan jam pasir merupakan suatu cara yang masuk akal.
Namun, apa para kesatria tertinggal di belakang ketika kami dipindahkan?
Mungkin karena sikapnya! mereka tidak mengakui ku sebagai hero sehingga mereka tidak dipindahkan!
Tapi… bukankah para hero bodoh itu juga terpindahkan oleh jam?
Jadi, bagaimana bisa?
Sesuatu seperti ini sangatlah aneh jika ini adalah game.
… Intinya, apakah kita sedang berada di dalam masalah besar? Ini adalah bagian dimana mereka akan menurunkan senjatanya hanya karena bantuan telah datang.
Intinya, ini sesuatu yang memusingkan.
Aku memakan bagianku di pojokan saat jamuan sedang diadakan.

“Ini adalah pesta jamuan!”

Raphtalia memandangi tumpukan makanan yang tidak biasa dia makan dengan mata yang penuh sinar.

“Pergi dan makanlah apapun yang kau mau.”
“Baik!.”

Aku tidak selalu memberikan makanan yang baik untuknya… Jadi lebih baik membiarkannya memakan apapun yang dia mau disini. Ketika sudah selesai, dia seharusnya menjadi aset yang lebih berharga.

“Ah… tapi aku akan bertambah gemuk jika aku makan terlalu banyak.”
“Kau bahkan belum menyentuh masa pertumbuhanmu.”
“Urg…”

Entah mengapa Raphtalia memperlihatkan ekspresi yang aneh.

“Tidak apa, makanlah apapun yang kau mau.”
“Apa kau lebih suka gadis gemuk, Naofumi-sama?”
“Huh?”

Apa yang dia katakan.

“Sama sekali tidak.”

Hanya dengan memikirkan perempuan membuatku membayangkan jalang itu. Beberapa perasaan buruk juga muncul.
Mulai sekarang, wanita itu merupakan makhluk yang tidak bagus untuk kesehatan otak…

“Seperti yang aku duga, itu seperti Naofumi-sama yang biasanya.”

Dia berbicara dengan nada yang terasa seperti ‘apa adanya’.

“Naofumi-sama, ini enak.”
“Begitu.”
“Ya.”

Hmm… jamuan ini sangat membuang waktu. Kapan aku akan mendapatkan hadiahku?
Tempat ini terlihat seperti penampungan sampah, kemanapun aku melihat membuat muak.
… Jika dipikir lagi, ada kemungkinan bahwa hadiahnya akan diberikan besok.
Jika seperti itu pesta ini adalah hal yang tidak berguna? tidak, karena makanannya enak aku tidak akan menganggapnya begitu.
Berbeda dari orang lain, Raphtalia sedang dalam masa pertumbuhannya. Aku adalah orang bodoh jika melewati kesempatan ini.

“Apakah mereka memiliki suatu wadah yang bisa ku gunakan untuk membawa makanan pulang?”

Seseorang harus selalu memikirkan masa depan dan tidak menghamburkan uang.
… Aku akan meminta sisa makanan dari mereka dan memasaknya kembali nanti. Apapun yang bisa disebut ‘makanan’ akan aku ambil.
Di dalam keramaian, Motoyasu yang hebat menerobos keramaian dan menuju ke arah ku.
Serius, ada yang salah dengan hari ini.
Karena terlihat merepotkan, kerumunan orang itu membukakan jalan untuk si sampah, Motoyasu, bersamaan dengan tatapan penuh kebenciannya.

“YO! NAOFUMI!”
“... Apa?”

Dia membuka salah satu sarung tangannya dan melemparnya ke pada ku.
Kalau tidak salah, itu artinya dia ingin menantangku duel.
Para kerumunan terpengaruh dengan perkataannya.

“Mari kita duel!”
“Apa maksudmu?”

Apa akhirnya otaknya kering?
Kau akan menjadi orang bodoh jika kau berpikir tentang game selamanya.
Hero tombak sialan yang menerjang bos seperti orang kesurupan, mengabaikan semua orang yang tidak bersalah yang seharusnya dipertahankan.

“Aku tahu semuanya! Raphtalia-chan hanya menemanimu karena dia adalah budakmu!”

Dia terbakar semangat bertarung yang tinggi saat dia menunjuk kearahku dan menghinaku.

“Hmm?”

Orang yang dimaksud bahkan sedang berpesta makanan.

“Terus, ada yang salah?”
“ ‘Terus, ada yang salah?’... katamu?! Apa kau benar-benar berkata seperti itu?”
“Yaaa….”

Apa yang salah dengan memiliki seorang budak?
Tidak ada yang ingin bertarung bersamaku, karena itu aku membeli budak.
Dan kota ini tidak memiliki larangan memiliki budak.
Jadi, untuk apa dia marah?

“Dia budakku. Lalu kenapa?”
“Itu…. bukan karena perbudakan itu salah! Ini karena kita hero yang memiliki etika dari dunia lain yang berbeda dari dunia ini, maka itulah perlakuanmu salah!”
“Bukankah sebaliknya… di dunia kita dulu juga terjadi perbudakan kan?”

Aku tidak mengetahui dunia asal Motoyasu. Namun mustahil sejarah akan terbentuk jika awalnya tidak ada perbudakan.
Atau bisa dikatakan dengan : sekumpulan orang merupakan budak dari sekumpulan orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi.

“Tidak bisa dimaafkan, apa kau benar-benar menggunakan otakmu? gunakan otak sialanmu itu untuk berpikir!”

Memaksakan orang lain untuk menuruti apa yang dia percaya…. Orang ini sudah gila.

“Sayang sekali ini adalah dunia lain. Budak ada disini. Dan apa masalahnya jika aku menggunakannya?”

“Kurang…. ajar!”

Menggertakan giginya, Motoyasu mengacungkan kepal-nya ke arahku.

“Duel denganku! jika aku menang lepaskan Raphtalia-chan!”
“Kenapa aku harus menyetujui duel ini? Apa untungnya bagiku?”
“Kau bisa melakukan apapun yang kau suka dengan Raphtalia-chan! Sama seperti sekarang!”
“Apa kau bodoh?!”

Aku ingin menghiraukan Motoyasu dan pergi, karena duel ini tidak menguntungkan bagiku.

“Aku telah mendengar cerita Motoyasu-dono.”

Kerumunan orang memberikan jalan untuk raja.

“Aku dengan salah satu dari hero menggunakan budak… meskipun hanya rumor. Jika kau menolak tawaran Motoyasu-dono maka aku akan memerintahkannya. Duel!”
“Omong kosong. Berikan saja hadiahnya. Aku tidak memiliki waktu luang di tempat seperti ini!”

Raja memberikan sinyal dengan jarinya.
Para kesatria berdatangan dan mengelilingiku.
Ketika aku melihat Raphtalia, dia sedang ditahan oleh kesatria.

“Naofumi-sama!”
“... Apa kau mengancamku?”

Kataku sambil menatapnya dengan serius.
Orang ini, dia bahkan tidak mempercayai apa yang aku katakan.
Jadi begitu, aku tidak tahu bahwa aku adalah pengganggu disini.

“Jika kau berada di kerajaan ku maka kata-kata ku mutlak! Aku bahkan bisa menyita budak dari hero perisai jika diperlukan.”
“... Tsk!”

Sesuatu seperti menghilangkan kutukan budak, penyihir kerajaan pasti tahu caranya.
Dengan kata lain, agar koneksi ku dengan Raphtalia terjaga, aku harus bertarung.
Jangan bercanda! aku bahkan belum mendapatkan balik modal dari membeli budak ini!
Uang dan waktu siapa menurutmu yang digunakan untuk membesarkannya?

“Pertandingan ini tidak ada artinya! Aku ------Urggg!”

Sebuah kain menutup mulut Raphtalia sehingga dia tidak dapat berkata apapun.

“Pemilik budak memiliki kekuatan untuk memperkuat rasa sakit dari kutukan. Karena itu, budak ini akan kami jaga agar tidak berbicara apapun.”
“... Kau hanya melakukan itu agar aku menerima duel ini.”
“Kami hanya memberikan jaminan hadiah kemenanganmu.”
“Apa!? Kau kurang aj….”
“Baiklah, duel akan diadakan di kebun istana!”

Raja sialan itu menyela pembicaraanku dan mendeklarasikan lokasi duel.
Sial, apa kau tidak tahu bahwa aku tidak memiliki kemampuan menyerang? ini seperti berlari dengan satu kaki!




TL: LoliLover
EDITOR: Isekai-Chan

Artikel Terkait